BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dewasa ini, proses pendidikan dikatakan
mampu mencapai indikator berhasil jika sesorang mampu mengintegrasikan antara
apa yang dipelajarinya dan mampu mengaplikasikan dan menyesuaiakan hal dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki
sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan
pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan dibentuk menjadi seorang
pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi
tertentu di masa mendatang.
Remaja
adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai
mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pada masa remaja ini, terjadilah
berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Masa remaja dikenal dengan istilah
masa puber atau akil baligh, yang merupakan masa bangkitnya kepribadian dalam
bentuk segala minatnya ditujukan pada perkembangan diri sendiri (egosentris).
Secara
tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Namun, jika dalam hal perkembangan remaja tidak dibarengi
dengan usaha pengendalian diri untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi, budaya, sosial, dan lain-lain maka perkembangan diri pada remaja
dianggap hanya membawa malapetaka semata.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi
perkembangan diri remaja, salah satunya adalah lingkungan sekitarnya. Sejak lahir
sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia aktif
dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang
kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian dari penyesuaian
diri remaja !
2.
Bagaimanakah konsep dan proses
penyesuaian diri ?
3.
Jelaskan permasalahan – permasalahan
penyesuaian diri !
4.
Jelaskan implikasi proses penyesuaian
remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan !
1.3
Tujuan
1.
Dapat menjelaskan pengertian penyesuaian
diri remaja
2.
Dapat menjelaskan konsep dan proses
penyesuaian diri
3.
Dapat menjelaskan permasalahan – permasalahan penyesuaian diri
4.
Dapat menjelaskan implikasi proses penyesuaian remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan !
2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.I
Pengertian penyesuaian diri
Penyesuaian
diri dalam bahasa aslinya
dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders dalam Hariyanto berpendapat bahwa
penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, antara lain: penyesuaian diri
sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
(mastery). Lain halnya dengan
Desmita dalam Riadi (2013) masalah penyesuaian
diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan
dalam dan luar dirinya.
Penyesuaian dapat pula didefinisikan
sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain
dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu
dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari
diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri
individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan.
Orang lain
yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam
kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang
mengelilingi individu.Berdasarkan
penganalisian atas beberapa sumber yang memberikan keterangan tentang
penyesuaian diri maka dapat pula disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan
sebuah relasi antara pribadi dan lingkungan sekitar sehingga mampu
membentuk adaptasi, konformitas terhadap norma yang berlaku dan juga penguasaan
diri yang sangat mempengaruhi hubungan individu itu sendiri.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Hal ini sering membuat bingung baik oleh si remaja sendiri dan
orang tua. Banyak remaja terjerumus ke dalam kerusakan moral ketika mencoba
mencari jati diri. Begitu juga, orang tua sering kali tidak tahu harus berbuat
apa kepada anak remajanya yang sepertinya mulai nakal.
3
Disinilah fungsi psikologi remaja, yaitu untuk
memahami cara berpikir para remaja.
2.2 Konsep
dan proses penyesuaian diri
2.2.1
Konsep penyesuaian diri
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan
cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan
emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki
responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa
penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri
dan pada lingkungannya.
2.2.2
Proses
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri lebih bersifat
sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara
sederhana dapat dipandang sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau
menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau
proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan
eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan,
dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk
membebaskan diri dari tegangan.
Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri
apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila
dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
2.3 Permasalahan
– permasalahan penyesuaian diri
Di antara persoalan terpentingnya yang
dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari dan yang menghambat penyesuaian
diri yang sehat adalah hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua.
Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap
orang tua dan suasana psikologis dan sosial dalam keluarga. Contoh : Sikap
orang tua yang menolak.
4
Penolakan orangtua
terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, penolakan mungkin merupakan penolakan tetap
sejak awal, dimana orang tua merasa tidak senang kepada anaknya, karena
berbagai sebab, mereka tidak menghadaki kehadirinya.
Hasil dari kedua macam penolakan
tersebut ialah remaja tidak dapat menyesuaikan diri, cenderung menghabiskan
waktunya diluar rumah. Terutama pada gadis-gadis mungkin akan terjadi
perkawinan yang tidak masuk akal dengan pemikiran bahwa rumah di luar tangganya
lebih baik dari pada rumahnya sendiri. Disamping itu, sikap orang tua yang
memberikan perlindungan yang berlebihan akibatnya juga tidak baik.
Sikap orang tua
yang otoriter, yaitu yang memaksakan kekuasaan dan otoritas kepada remaja juga
akan menghambat prosedur penyesuaian diri remaja. Biasanya remaja berusaha
untuk menentang kekuasaan orang tua dan pada gilirannya ia akan cenderung
otoriter terhadap teman-temanya dan cenderung menentang otoritas yang ada baik
di sekolah maupun di masyarakat.
Permasalahan-permasalahan
penyesuaian diri yang di hadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis
keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian pembuktian bahwa remaja
yang hidup didalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi. Tampak
padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyindir, disamping
kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta
lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang
wajar.
2.3 implikasi proses penyesuaian
remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan
Dalam kaitannya dengan pendidikan, peranan sekolah pada
hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat
perlindungan jika anak didik mengalami permasalahan.
5
Upaya-upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperlancar
proses penyesuaian diri remaja khususnya disekolah adalah:
- Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah”.
- Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
- Memahami usaha anak didik secara menyeluruh.
- Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar
- Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar
- Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
- Peraturan/tata tertib yang jelas dan dipahami murid-murid
- Teladan dari para guru dari segi pendidikan
Diharapkan
pula setiap guru memiliki atau dituntut memiliki figur pendidik diantaranya:
- Memberi kesempatan, antusias dan berminat dalam kegiatan siswa.
- Ramah dan optimis
- Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau dan teratur tindakannya
- Senang kelakar, mempunyai rasa humor
- Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahan sendiri
- Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa.
- Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa-siswanya.
6
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia tidak dilahirkan dalam
keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap
lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yamg cukup
unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan
kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian
keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan
konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan
akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau salah. Selain faktor
lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan juga
mempengaruhi proses penyesuaian diri.
Permasalahn-permasalahan penyesuaian
diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga
seperti keretakan keluarga. Selain itu permasalahan-permasalahan penyesuaian
akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal.
Lingkungan sekolah juga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain megemban
fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Di sekolah, guru hendaknya dapat
bersikap yang lebih efektif, seperti adil, jujur, menyenangkan dan sebagainya
sehingga siswanya akan merasa senang dan aman bersamanya.
3.2 Saran
Menurut
kelompok kami seharusnya orang tua memahami keadaan remaja anaknya sehingga
orang tua mampu mengarahkan anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat.
Selain itu orang tua juga harus peduli dengan semua faktor berpengaruh pada
proses penyesuaian diri remaja.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://unjakreatif.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-remaja.html
8