Rabu, 01 April 2015

Perkembangan Peserta Didik - Penyesuaian Diri Remaja



BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dewasa ini, proses pendidikan dikatakan mampu mencapai indikator berhasil jika sesorang mampu mengintegrasikan antara apa yang dipelajarinya dan mampu mengaplikasikan dan menyesuaiakan hal dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang.

Remaja adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pada masa remaja ini, terjadilah berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Masa remaja dikenal dengan istilah masa puber atau akil baligh, yang merupakan masa bangkitnya kepribadian dalam bentuk segala minatnya ditujukan pada perkembangan diri sendiri (egosentris).

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Namun, jika dalam hal perkembangan remaja tidak dibarengi dengan usaha pengendalian diri untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, budaya, sosial, dan lain-lain maka perkembangan diri pada remaja dianggap hanya membawa malapetaka semata.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi perkembangan diri remaja, salah satunya adalah lingkungan sekitarnya. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian dari penyesuaian diri remaja !
2.      Bagaimanakah konsep dan proses penyesuaian diri ?
3.      Jelaskan permasalahan – permasalahan penyesuaian diri !
4.      Jelaskan implikasi proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan !

1.3 Tujuan
1.      Dapat menjelaskan pengertian penyesuaian diri remaja
2.      Dapat menjelaskan konsep dan proses penyesuaian diri
3.      Dapat menjelaskan  permasalahan – permasalahan penyesuaian diri
4.      Dapat menjelaskan  implikasi proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan !











2
                                                                      BAB II
PEMBAHASAN
2.I Pengertian penyesuaian diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders dalam Hariyanto berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, antara lain: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Lain halnya dengan Desmita dalam Riadi (2013) masalah penyesuaian diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya.

Penyesuaian dapat pula didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan.

Orang lain yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi individu.Berdasarkan penganalisian atas beberapa sumber yang memberikan keterangan tentang penyesuaian diri maka dapat pula disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan sebuah relasi antara pribadi dan lingkungan sekitar  sehingga mampu membentuk adaptasi, konformitas terhadap norma yang berlaku dan juga penguasaan diri yang sangat mempengaruhi hubungan individu itu sendiri.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Hal ini sering membuat bingung baik oleh si remaja sendiri dan orang tua. Banyak remaja terjerumus ke dalam kerusakan moral ketika mencoba mencari jati diri. Begitu juga, orang tua sering kali tidak tahu harus berbuat apa kepada anak remajanya yang sepertinya mulai nakal.
3
Disinilah fungsi psikologi remaja, yaitu untuk memahami cara berpikir para remaja.
2.2 Konsep dan proses penyesuaian diri
2.2.1 Konsep penyesuaian diri
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
2.2.2        Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri lebih bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari tegangan.
Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.

2.3 Permasalahan – permasalahan penyesuaian diri
Di antara persoalan terpentingnya yang dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari dan yang menghambat penyesuaian diri yang sehat adalah hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua. Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang tua dan suasana psikologis dan sosial dalam keluarga. Contoh : Sikap orang tua yang menolak.                                                                 4                                                                                         Penolakan orangtua terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama,   penolakan mungkin merupakan penolakan tetap sejak awal, dimana orang tua merasa tidak senang kepada anaknya, karena berbagai sebab, mereka tidak menghadaki kehadirinya.
Hasil dari kedua macam penolakan tersebut ialah remaja tidak dapat menyesuaikan diri, cenderung menghabiskan waktunya diluar rumah. Terutama pada gadis-gadis mungkin akan terjadi perkawinan yang tidak masuk akal dengan pemikiran bahwa rumah di luar tangganya lebih baik dari pada rumahnya sendiri. Disamping itu, sikap orang tua yang memberikan perlindungan yang berlebihan akibatnya juga tidak baik.
Sikap orang tua yang otoriter, yaitu yang memaksakan kekuasaan dan otoritas kepada remaja juga akan menghambat prosedur penyesuaian diri remaja. Biasanya remaja berusaha untuk menentang kekuasaan orang tua dan pada gilirannya ia akan cenderung otoriter terhadap teman-temanya dan cenderung menentang otoritas yang ada baik di sekolah maupun di masyarakat.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang di hadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian pembuktian bahwa remaja yang hidup didalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi. Tampak padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyindir, disamping kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang wajar.

2.3 implikasi proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan
Dalam kaitannya dengan pendidikan, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik mengalami permasalahan.

5
Upaya-upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya disekolah adalah:

  • Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah”.
  •  Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
  • Memahami usaha anak didik secara menyeluruh.
  • Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar
  • Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar
  • Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
  • Peraturan/tata tertib yang jelas dan dipahami murid-murid
  • Teladan dari para guru dari segi pendidikan

Diharapkan pula setiap guru memiliki atau dituntut memiliki figur pendidik diantaranya:
  • Memberi kesempatan, antusias dan berminat dalam kegiatan siswa.
  • Ramah dan optimis
  • Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau dan teratur tindakannya
  • Senang kelakar, mempunyai rasa humor
  • Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahan sendiri
  • Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa.
  • Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa-siswanya.




6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yamg cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau salah. Selain faktor lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan juga mempengaruhi proses penyesuaian diri.
Permasalahn-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Selain itu permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal.
Lingkungan sekolah juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain megemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Di sekolah, guru hendaknya dapat bersikap yang lebih efektif, seperti adil, jujur, menyenangkan dan sebagainya sehingga siswanya akan merasa senang dan aman bersamanya.

3.2 Saran
Menurut kelompok kami seharusnya orang tua memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus peduli dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.



7
DAFTAR PUSTAKA


http://unjakreatif.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-remaja.html


















8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar